Aku Mencintai Kehidupanku Apa Adanya


Aku sebenarnya hanya manusia biasa..
Rasa sakit dapat menghujam begitu hebatnya
menyisakan sedikit harapan namun tak bertuan..

Aku tidak berharap aku sempurna, dan aku menyukai diriku yang seperti ini
aku mencintai hidupku, mencintai segala kegiatanku, mencintai mereka semua yang berada disekelilingku.
teorinya, ketika seseorang menghargai kehidupannya apa adanya,, dia merupakan orang paling bahagia di dunia.
Itu teori seorang motivator mungkin. tapi apakah ada yang menyadari bahwa dibalik penghargaan terhadap kehidupan, seseorang mungkin saja merasakan "JENUH"
dan ketika rasa jenuh itu muncul, beribu pertanyaan kemudian berkecamuk di pikiranmu.
"Sampai Kapan?"
aku bahagia, ya. aku mencintai hidupku, ya. dan ketika masalah itu datang aku menganggap itu sebagai batu loncatanku untuk menjadi lebih baik, ya. aku akan selalu mendahulukan pikiran positifku, ya. tapi sampai kapan? aku merasa terlihat lemah di mata orang lain. karena menerima segala sesuatunya dengan apa adanya. itukah? aku salah cara dan itu memang benar. aku salah mengartikan kata menerima. 

semua orang mengharapkan kebahagiaan dalam hidupnya. dan setiap kali aku merasa kekurangan aku akan berfikir bahwa masih banyak orang diluar sana yang bahkan tidak dapat merasakan apa yang aku rasakan. tapi kejenuhan itu seringkali datang seperti hantu yang mengganggu keseharianku. aku bahkan tidak tahu harus melakukan apa, sesuatunya menjadi salah dan tidak tepat. 

Egoku tinggi dan itu aku akui, kekecewaanku terhadap orang-orang disekitar akan sangat terlihat ketika mereka tidak sesuai dengan harapanku. mereka seakan menyakitiku perlahan. hanya karena mereka tahu aku bukan orang yang akan bertindak jauh. mereka meminta maaf, dan aku akan tersenyum. itu berulang, kata maaf menjadi tidak berarti dimataku. semua orang dapat mengucapkan kata maaf semudah itu dihadapanku. meminta maaf atas sesuatu yang mereka tahu, mereka akan mengulangi kesalahan itu lagi. bukankah itu tidak adil? aku menghargai mereka, aku menghormati mereka, tidak pantaskah aku untuk menginginkan mereka sedikit saja mengerti diriku? 

kehidupan tiba-tiba menbuatku muak. aku tertawa tapi entah itu tawa apa. dan yang kulakukan sepanjang hari adalah diam di kamar dan sendiri. Saat itu kesendirian jauh lebih menenangkan. Pada akhirnya, aku merasa teramat sangat kesepian, dengan bodohnya akhirnya aku mengakui aku membutuhkan mereka lebih dari apapun. seburuk apapun itu, aku membutuhkan mereka semua. walaupun dengan kesalahan yang terulang, aku membutuhkan mereka. butuh dan ingin sesuatu yang berbeda,, aku membutuhkan mereka, dan aku menginginkan mereka semua.

Jenuh membuat manusia merasa bahwa kehidupan akan jauh lebih baik ketika kita sendiri. Pada kenyataannya, sejenuh apapun itu, manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Dan kembali lagi, aku hanya manusia biasa. Melakukan kesalahan dan terus hidup. Melanjutkan segala sesuatunya seakan mencari harta berharga di hari esok. 

Bohong ketika aku bilang aku independen, buktinya,, sama seperti bendera. tidak akan berdiri di langit tanpa tiang penyangga. dan aku tidak akan pernah dapat hidup tanpa ada orang lain yang menemani.
Berbagai Sumber