Quick Count Pilkada Takalar -Margin Error Jadi "Kendala"


Pemilukada Takalar selesai digelar Kamis, 4 Oktober, dengan situasi relatif kondusif. Namun, momen itu tak menghasilkan kesimpulan siapa pemenang. Sebab, berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, persentasenya sangat tanggung.

Hasil quick count Celebes Research Center (CRC) misalnya. Pasangan nomor urut 2, Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim (Bur-Nojeng) meraih 30,81 persen. Meski sudah memenuhi kriteria langsung jadi pemenang (30 persen), CRC tetap saja tak berani menyimpulkan pemilukada hanya satu putaran. Sebab, margin error quick qount mencapai 1 persen. Menyusut sedikit saja, hasilnya langsung drastis.

Pengamat politik UIN Alauddin, Firdaus Muhammad, mengatakan, dari hasil quick qount bisa dilihat bahwa Bur-Nojeng yang menang. Tapi, untuk mengatakan keduanya sudah akan jadi bupati dan wakil bupati, masih sangat riskan. Sebab, margin error bisa menggerus angka 30,81persen itu menjadi di bawah 30 persen.

"Dengan dinamika ini, real count atau penghitungan resmi dari KPU pun menjadi sesuatu yang lebih bisa dipertanggungjawabkan," ujar Firdaus, malam tadi.
Tipisnya perolehan suara, jelas Firdaus, disebabkan banyaknya sebaran suara ke tujuh pasangan, walau yang mendominasi hanya empat pasangan.

Pengamat politik Unhas, Adi Suryadi Culla, menuturkan, quick qount langsung menjadi bagian dari perang urat saraf para kandidat, khususnya yang masih berpeluang melangkah. "Penghitungan cepat memang tidak bisa jadi patokan. Sebab, survei para lembaga tak lepas dari pertarungan politik juga," analisisnya.

Jika pemilukada betul-betul lanjut ke putaran kedua, tambah Firdaus, sebaiknya disatukan dengan Pilgub Sulsel, Januari 2013. Alasannya, jika putaran kedua Pemilukada Takalar digelar November atau Desember, lalu lanjut lagi pilgub, masyarakat akan sangat lelah. "Selain itu, juga bisa menghemat biaya," tukasnya.

Adi kembali menganalisis, jika putaran kedua ada, Bur-Nojeng dan Syamsari Kitta-Hamzah Barlian (nomor urut 4), harus bekerja keras. Menggaet pasangan yang kalah serta mendekati parpol akan menjadi tugas berat.

"Namun, yang paling utama sebenarnya adalah mendekati akar rumput. Tapi, itu juga bukan hal mudah," ucap Adi.
Fase putaran kedua, lanjut Adi, juga akan menjadi ajang mengatrol imej bagi figur pasangan. Siapa paling mampu membangun citra baik, itu yang akan paling berpeluang meraih takhta. (zul-yan/sil)