Kau kejam, benar-benar
kejam saat dimana aku berusaha melumpuhkan amarah. Saat dimana aku mulai
merangkak, mengais kesabaran. Aku benar sadar mungkin ini balasan darimu, yang
melampaui batas amarahku. Aku berusaha menjadi emas di matamu, perak dikeringatmu
dan cinta di hatimu. Berputar pada posisi dimana pendirianku lumpuh, disitu aku
labil pada kenyataan. Pantaskah engkau menghargaiku ?. Pantaskah aku
mendapat kehormatan abadi ?. Atau aku lebih pantas berlutut di setiap kata
dari mulutmu ?. Tawa dalam tangis, diam dalam rindu, amarah dalam manja.
Bisakah kau rasakan ?. Beruntungnya engkau menjadi sesuatu diatas kepalan
mimpimu. Tidak tersandung atau terjatuh dalam lubang derita. Sautmu, sautmu.
Sautku saut bisuku. Kita itu 1, 1 hati, 1 jiwa, 1 darah. Tapi kita itu beda.
Selalu berbeda, berjauhan dan kita seperti tidak pernah saling mengenal. Aku
timur, kau barat. Aku selatan, kau utara. Aku bumi, kau jauh terbang melingkari
langit tanpa pernah singgah menjenggukku. Bibirku kaku berkerut, terlalu sering
membisu dalam kebahagiaan orang. telinga memerah mengantri indahnya cerita
indah mereka yang tak pernah berhenti berlalu lalang menyusuri gelapnya
kenangan. Sejenak aku bertenya. Cerita bahagia apa yang bisa ku ceritakan pada
mereka ??. Kenangan apa yang bisa buat aku selalu merindukanmu. Aku bukan
debu yang mudah terhembus angin.